FBR-Pemuda Pancasila Bentrok, Tiga Krat Molotov Disita
Selasa, 03 Januari 2012 17:14 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Buntut tawuran antar organisasi massa (ormas) yang terjadi di Ciputat, aparat Polres Metro Jakarta Selatan mengamankan tiga krat bom molotov. Barang bukti ini ditengarai siap digunakan dalam bentork antara ormas Forum Betawi Rempug (FBR) dengan Pemuda Pancasila (PP) ini.
Kepala Bagian Operasi Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Yosie Paulus yang dikonfirmasi menyampaikan, selain barang bukti bom molotov dan sejumlah senjata tajam, polisi juga mengamankan sedikitnya 18 orang anggota salah satu ormas ini.
Kepala Bagian Operasi Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Yosie Paulus yang dikonfirmasi menyampaikan, selain barang bukti bom molotov dan sejumlah senjata tajam, polisi juga mengamankan sedikitnya 18 orang anggota salah satu ormas ini.
"Sudah ada 18 orang yang kami amankan di Mapolres untuk diminta keterangannya," tegas Yosie melalui telepon seluernya, Selasa (3/1).
Untuk mengantisipasi berlanjutnya aksi tawuran ini, lanjutnya, polisi mulai mengidentifikasi faktor utama penyebab keributan tersebut. Dari pendalaman ini polisi akan mendorong masing-masing ormas untuk bisa saling mengendalikan massanya agar gesekan-gesekan antar ormas di Jakarta ini.
Ia juga mengaku, pihaknya juga telah mengetahui lokasi keributan kedua ormas yang selalu berpindah tersebut. Karena keributan terjadi setelah salah satu kelompok massa tersebut melintasi kawasan kelompok lain.
Polres sendiri juga sudah sering kali mengundang mereka untuk melakukan pertemuan dan mengurangi benturan antar kelompok. "Buktinya saat perayaan malam tahun baru, pengamanan wilayah Jakarta Selatan juga dibantu oleh FBR, PP dan FPI," kata Yosie.
Di tempat terpisah, Ketua organisasi massa Pemuda Pancasila (PP) DKI, Roberto Rao mengakui keributan antara omas ini melibatkan sejumlah anggota organisasinya. Beberapa dari anggota tersebut juga mengalami luka terkena sabetan senjata tajam di bagian tangan.
Menurutnya, keributan antara organisasinya dengan kelompok massa lain sudah sering kali terjadi, dan akar permasalahnya hingga kini tidak pernah diketahui. "Kami merasa tidak memiliki masalah dengan kelompok massa lain, hubungan kami baik-baik saja," tegasnya.
Dikatakan pula, PP meminta perlindungan kepada polisi agar insiden tawuran ini tidak terjadi lagi di massa mendatang peristiwa ini harus dicegah agar tidak berkembang di seluruh wilayah lain. Pasalnya ormas yang dipimpinnya berada di seluruh wilayah Indonesia.
Bahkan Roberto mengaku, hubungan ormasnya dan ormas lain tidak pernah terjadi pergesekan. Dalam beberapa kali kesempatan pertemuan yang difasilitasi oleh kepolisian, organisasinya sangat antusias dan pasti selalu hadir.
Beberapa kali kedua ormas ini sudah dipertemukan oleh pihak Polda dalam beberapa kesempatan. "Artinya kepolisian juga, dan jangan dibiarkan," jelas Roberto yang dibuhungi terpisah. Kepolisian Daerah Metro Jaya sendiri juga mengatakan, untuk aksi tawuran masih akan mendominasi ganguan Kamtibnas selama tahun 2012 ini.
Untuk mengantisipasi berlanjutnya aksi tawuran ini, lanjutnya, polisi mulai mengidentifikasi faktor utama penyebab keributan tersebut. Dari pendalaman ini polisi akan mendorong masing-masing ormas untuk bisa saling mengendalikan massanya agar gesekan-gesekan antar ormas di Jakarta ini.
Ia juga mengaku, pihaknya juga telah mengetahui lokasi keributan kedua ormas yang selalu berpindah tersebut. Karena keributan terjadi setelah salah satu kelompok massa tersebut melintasi kawasan kelompok lain.
Polres sendiri juga sudah sering kali mengundang mereka untuk melakukan pertemuan dan mengurangi benturan antar kelompok. "Buktinya saat perayaan malam tahun baru, pengamanan wilayah Jakarta Selatan juga dibantu oleh FBR, PP dan FPI," kata Yosie.
Di tempat terpisah, Ketua organisasi massa Pemuda Pancasila (PP) DKI, Roberto Rao mengakui keributan antara omas ini melibatkan sejumlah anggota organisasinya. Beberapa dari anggota tersebut juga mengalami luka terkena sabetan senjata tajam di bagian tangan.
Menurutnya, keributan antara organisasinya dengan kelompok massa lain sudah sering kali terjadi, dan akar permasalahnya hingga kini tidak pernah diketahui. "Kami merasa tidak memiliki masalah dengan kelompok massa lain, hubungan kami baik-baik saja," tegasnya.
Dikatakan pula, PP meminta perlindungan kepada polisi agar insiden tawuran ini tidak terjadi lagi di massa mendatang peristiwa ini harus dicegah agar tidak berkembang di seluruh wilayah lain. Pasalnya ormas yang dipimpinnya berada di seluruh wilayah Indonesia.
Bahkan Roberto mengaku, hubungan ormasnya dan ormas lain tidak pernah terjadi pergesekan. Dalam beberapa kali kesempatan pertemuan yang difasilitasi oleh kepolisian, organisasinya sangat antusias dan pasti selalu hadir.
Beberapa kali kedua ormas ini sudah dipertemukan oleh pihak Polda dalam beberapa kesempatan. "Artinya kepolisian juga, dan jangan dibiarkan," jelas Roberto yang dibuhungi terpisah. Kepolisian Daerah Metro Jaya sendiri juga mengatakan, untuk aksi tawuran masih akan mendominasi ganguan Kamtibnas selama tahun 2012 ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar